Rangkuman Buku Manajemen Proyek: Konsep dan Implementasi


BAB 1
KONSEP DAN PENGERTIAN

Manajemen proyek kini merupakan keharusan, bukan lagi sekedar pilihan. Ini berarti bahwa pekerjaan-pekerjaan tertentu akan lebih efisien dan efektif jika dikelola dalam kerangka proyek dan bukan diperlakukan sebagai pekerjaan biasa.

Proyek didefinisikan sebagai sebuah rangkaian aktifitas unik yang saling terkait untuk mencapai suatu hasil tertentu dan dilakukan dalam periode waktu tertentu pula. Sebuah proyek memiliki beberapa karakteristik penting yang terkandung di dalamnya, yaitu :
1. Sementara (temporary) berarti setiap proyek selalu memiliki jadwal yang jelas kapan dimulai dan kapan diselesaikan.
2. Unik artinya bahwa setiap proyek menghasilkan suatu produk, solusi, service atau output tertentu yang berbeda-beda satu dan lainnya.
3. Progressive elaboration adalah karakteristik proyek yang berhubungan dengan dua konsep sebelumnya, yaitu sementara dan unik.

Manajemen proyek adalah aplikasi pengetahuan (knowledges), keterampilan (skills), alat (tools) dan teknik (techniques) dalam aktifitas-aktifitas proyek untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan proyek. Dalam pelaksanaannya, setiap proyek selalu dibatasi oleh kendala-kendala yang sifatnya saling mempengaruhi dan biasa disebut sebagai segitiga project constraint, yaitu lingkup pekerjaan (scope), waktu dan biaya.

Macam-macam Proyek
Menurut jenis pekerjaanya, proyek bisa diklasifikasikan antara lain sebagai berikut :
1. Proyek Konstruksi, berupa pekerjaan membangun atau membuat produk fisik, seperti  membangun jalan tol.
2. Proyek Penelitian dan Pengembangan, berupa penemuan produk baru, temuan alat baru, atau penelitian mengenai ditemukannya bibit unggul untuk suatu tanaman.
3. Proyek yang berhubungan dengan manajemen jasa, berupa perancangan struktur organisasi, pembuatan sistem informasi manajemen, peningkatan produktivitas perusahaan, dan pemberian training.

Timbulnya Ide Proyek
Macam-macam munculnya ide proyek antara lain :
1. Dari Klien langsung ke Konsultan / kontraktor
Yaitu proyek yang berasal dari klien yang ditawarkan ke suatu konsultan atau kontraktor, dimana sudah jelas macam pekerjaan yang harus ditangani.
2. Karena ada tawaran dana
Ada proyek yang muncul karena adanya tawaran dana dari instansi atau lembaga tertentu. Kita bisa menyusun proposal proyek, lalu mengajukan proposal tersebut. Jika proposal ini disetujui, maka terciptalah sebuah proyek.
3. Lewat proses lelang
Ide proyek muncul karena adanya tawaran lelang. Konsultan / kontraktor harus berkompetisi untuk memenangkan tender / lelang. Keprofesionalan suatu perusahaan bisa teruji di sini.
4. Dari dalam perusahaan sendiri
Ide proyek berasal dari dalam perusahaan sendiri dengan sumber dana dari perusahaan, dan dikerjakan sendiri oleh perusahaan tersebut.
5. Melalui penawaran
Suatu perusahaan atau konsultan akan menawarkan produk, jasa, dan solusi dari suatu persoalan kepada perusahaan atau individu yang potensial memerlukannya. Di sini pekerjaan proyek bisa muncul karena keaktifan pihak konsultan.

Keberhasilan Manajemen Proyek
Manajemen Proyek dianggap sukses jika bisa mencapai tujuan yang diinginkan dengan memenuhi syarat berikut :
Dalam waktu yang dialokasikan
Dalam biaya yang dianggarkan
Pada performansi atau spesifikasi yang ditentukan
Diterima kustomer
Dengan perubahan lingkup pekerjaan minimum yang disetujui
Tanpa mengganggu aliran pekerjaan utama organisasi
Tanpa merubah budaya (positif) perusahaan

Driving Force Manajemen Proyek
Driving force adalah hal-hal yang memicu atau mendorong sehingga manajemen proyek muncul dan diperlukan. Yang termasuk dalam driving force ini antara lain :
1. Proyek Kapital, Dimana organisasi menangani proyek-proyek yang butuh banyak modal dalam waktu yang sama sehingga diperlukan manajemen proyek.
2. Harapan kustomer, Perusahaan yang menjual produk dan jasa termasuk instalasi kepada klien, maka mereka harus mempraktikkan manajemen proyek yang baik.
3. Kompetitifness, Ada situasi di mana kompetitifness menjadi driving force yaitu adanya proyek internal dan proyek eksternal. Untuk meningkatkan kompetitifness ketika harus bersaing dengan perusahaan lain ini, perusahaan harus menerapkan manajemen proyek yang baik, kapan dilaksanakan sendiri dan kapan dioutsource-kan.
4. Pemahaman Eksekutif, Organisasi yang mempunyai struktur organisasi tradisional yang
melakukan pekerjaan rutin dan aktivitas berulang akan cukup resistan terhadap perubahan, kecuali diprakarsai oleh jajaran eksekutif. Maka pemahaman eksekutif terhadap manajemen proyek yang benar akan memicu pemakaian manajemen proyek.
5. Pengembangan produk baru, Cocok untuk organisasi atau perusahaan yang banyak berinvestasi di bidang R & D. Jika hanya sedikit presentase dari proyek R&D yang bisa dikomersialkan dimana ongkos R&D bisa ditutup, manajemen proyek menjadi kebutuhan.

Ukuran Proyek
Ukuran proyek bisa dilihat dari: Jumlah kegiatan, besarnya biaya, jumlah tenaga kerja, dan waktu yang diperlukan

Sedangkan tingkat kompleksitasnya suatu proyek ditandai dengan :
Jumlah kegiatan dan hubungan antar kegiatan
Jenis dan jumlah hubungan antar kelompok / organisasi dalam proyek
Jenis dan jumlah hubungan antar kelompok di dalam organisasi dan pihak luar
Tingkat kesulitan

Pandangan terhadap Manajemen Proyek
Ada cara pandang yang berbeda antara pandangan lama / tradisional dan pandangan baru terhadap manajemen proyek. Perbedaannya sebagai berikut:


Stakeholder Proyek
Stakeholder suatu proyek adalah pihak-pihak, individu ataupun organisasi yang secara aktif terlibat dalam proyek atau yang mempunyai interest yang terpengaruh, baik postif maupun negatif atas terlaksananya proyek. Pihak-pihak tersebut antara lain :
1. Manajer proyek, individu yang bertanggung jawab atas manajemen suatu proyek
2. Pelaksana proyek, organisasi yang pegawainya paling terlibat secara langsung dalam pengerjaan proyek
3. Kustomer atau user, pihak individu maupun organisasi yang akan menggunakan hasil dari proyek
4. Anggota tim proyek, tim yang melaksanakan pekerjaan proyek


EmoticonEmoticon