BAB
11
PEMILIHAN
PROYEK
Suatu perusahaan mungkin mempunyai
banyak pilihan proyek dalam waktu yang sama. Jika proyek-proyek yang tersedia
menjanjikan keuntungan bagi perusahaan, maka perlu dilakukan pemilihan proyek
yang paling menguntungkan baik dari segi finansial atau aspek yang lain.
Beberapa kriteria finansial yang
bisa digunakan dalam pemilihan proyek, antara lain:
1. Payback period (PP)
2. Return on investment (ROI)
3. Net present value (NPV)
4. Internal rate of return (IRR)
5. Break even analysis
Payback Period
Adalah periode waktu di mana
investasi yang dilakukan perusahaan sudah bisa pulih atau kembali melalui cash flow yang masuk ke perusahaan.
Dalam hal ini tidak diperhitungkan bunga atau inflasi.
Return on Investment (ROI)
Return on Investment (ROI) adalah
rata-rata profit tahunan dibandingkan dengan jumlah yang diinvestasikan. Atau
Di mana rata-rata profit tahunan
didefinisikan sebagai total pendapatan - total pengeluaran.
Net Present value (NPV)
Net Present value (NPV) adalah
nilai sekarang dari uang atau cash flow di masa mendatang dengan
mempertimbangkan faktor bunga atau interest rate. Dengan konsep ini, uang
100.000 sekarang lebih berharga daripada jumlah yang sama pada 5 tahun
mendatang.
Proyek dengan NPV yang tertinggi
adalah proyek yang paling sesuai. Proyek dengan NPV negatif adalah proyek yang
tidak mengungtungkan.
Internal Rate of Return
IRR, dalam persen muncul ketika NPV
= 0. Berlaku aturan, IRR yang dihasilkan suatu proyek harus lebih besar dari
biaya dari sumberdaya.
Rumus untuk menentukan IRR sangat
kompleks, sebagai konsekuensinya maka cara yang paling sesuai untuk memperoleh
IRR adalah dengan merata-ratakan suatu financial Calculator atau spreadsheet
dengan menggunakan fungsi IRR. Jika pilihan ini tidak tersedia, maka IRR dapat
dikembangkan melalui trial dan error dengan mendefinisikan NPV dari proyek,
menggunakan beragam suku bunga, hingga diperoleh hasil NPV nol (mendekati nol).
Analisa
Biaya Breakeven
Kadang-kadang perusahaan
mengembangkan suatu proyek untuk memproduksi sebuah barang, tetapi perusahaan
tersebut mungkin saja tidak memiliki peralatan yang dibutuhkan untuk proses
produksi sehingga harus membeli atau menambahkan peralatan yang sesuai.
Perusahaan mungkin memiliki beberapa pilihan yaitu salah satu caranya adalah
menghitung break even. Break even bisa diartikan sebagai suatu level
produksi dimana modal yang dikeluarkan sudah kembali.
1. Break Even
Rumus untuk mencari break even
adalah :
Kontribusi per unit = harga
penjualan - biaya variabel per unit
2. Titik Alternasi / Swing Point
Swing
rate:
ketika suatu jumlah tertentu dipesan, kedua pilihan di atas mungkin menguntungkan,
tapi ada satu pilihan yang lebih menguntungkan dibanding yang lain.
Rumus untuk mencari Swing Point:
Weighted
Scoring Evaluation Model
Model ini dapat digunakan untuk
membantu penilaian beberapa proyek yang berbeda dan menentukan proyek mana yang
harus dipilih. Pendekatan yang digunakan di sini bersifat non finansial.
Pada model ini terdapat beberapa
tahap, yaitu:
1. Pendekatan
2. Memberi bobot faktor
3. Penilaian masing-masing proyek
4. Penilaian proyek
Pendekatan yang dipakai sebagai
berikut:
•
Mendefenisikan
faktor-faktor kesuksesan dalam seluruh proyek
•
Mengukur
setiap faktor dari kesuksesan
•
Menilai
setiap proyek terhadap faktor-faktor kesuksesan
•
Menerangkan
hasil akhir dari tiap proyek.
•
Mendefinisikan
Faktor-faktor Kesuksesan
Dimulai dengan menjelaskan
faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kesuksesan suatu proyek. Sebaiknya
jangan membatasi hanya pada satu proyek, tapi harus dilihat hasil akhir dari
proyek-proyek secara keseluruhan yang dipunyai perusahaan. Contoh-contoh
faktor yang mempengaruhi kesuksesan perusahaan:
•
Maksimisasi
keuntungan
•
Pemanfaatan
tenaga kerja
•
Pemanfaatan
sumberdaya
•
Peningkatan
pangsa pasar
•
Kemampuan
untuk memasuki pasar baru
•
Pengembangan
image perusahaan
•
Kepuasan
dari pemegang saham
•
Tingkat
kepastian
•
Kesesuaian
dengan kebutuhan dan kemampuan perusahaan
• Kemudahan dalam mencapai hasil
EmoticonEmoticon